Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.504 pulau dan ratusan suku dan bahasa. Ada suku Aceh, Nias, Pakpak, Tamiang, Batak, Melayu, Minangkabau, Bangka, Betawi, Sunda, Jwa, Tionghoa, Babak, Banjar dan lain-lain. Bahasanya pun demikian, sangat beragam. Ditambah lagi dengan letak geografis yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Kekayaan tersebut tentunya akan melahirkan karakter yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan pemahaman antara suku yang satu dengan suku yang lain acapkali melahirkan konflik yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak konflik yang terjadi di Indonesia seperti konflik antar umat beragama di Poso, konflik sosial di Lampung Selatan, bahkan konflik antara TNI dan warga sipil yang pernah terjadi di Kabupaten Baturaja Sumatera Selatan. Beberapa contoh konflik tersebut menunjukan bahwa kekayaan Indonesia ini tak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja baik itu oleh pemerintah atau masyarakatnya itu sendiri. Pemerintah dan masyarakat tidak bisa berjalan sendiri-sendiri melainkan harus ada afiliasi antara keduanya. Generasi muda pun memiliki andil yang sangat kuat untuk turun serta mengurangi konflik yang terjadi dan melakukan perubahan di bumi pertiwi ini. Indonesia bukanlah satu wilayah yang hanya terdiri atas suku jawa saja. Melainkan terdapat ratusan suku yang berbeda dengan ciri khas mereka masing-masing. Tidak ada yang bisa mengklaim bahwa suku A adalah suku Indonesia karena Indonesia merupakan sebuah kesepakatan yang disetujui oleh wakil dari tiap-tiap daerah di seluruh nusantara. Salah satu gerak pemuda harapan bangsa adalah dengan mengadakan kegiatan sukarelawan yang dewasa ini gencar dilaksanakan dimana-mana. Volunteerism merupakan salah satu bukti nyata dari para pemuda Indonesia yang berorientasi pada kesadaran akan kepedulian terhadap sesama bukan berorientasikan uang atau jabatan. Kegiatan Volunteerism ini adalah satu dari sekian banyak aksi nyata pemuda Indonesia untuk menjawab tantangan di masa mendatang. Kegiatan yang dilaksanakan secara sukarela tanpa mengharapkan bayaran atau jabatan ini adalah awal dari kesadaran untuk melakukan perubahan di tanah air sebagai true calling karena memang mengharapkan dan memperjuangkan perubahan yang lebih baik untuk Indonesia. Pemuda Indonesia kini sedang mengibarkan sayap perubahannya dengan membentuk organisasi-organisasi atau lembaga swadaya masyarakat yang melibatkan masyarakat umum sebagai relawan dan menyebarkan virus-virus peduli bangsa agar tanah pertiwi ini tetap satu kesatuan dan memegang teguh prinsip "Bhinneka Tunggal Ika". Beberapa diantaranya adalah Indonesian Future Leader, Indonesia Youth Dialogue, Sinergi Muda, Kelas Cerdas, Sahabat Anak, Save Street Children dan lain-lain. Soekarno pernah berkata 'Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia". Hal ini menunjukkan bahwa pemuda Indonesia memahami bahwa kedepannya akan banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia baik itu masalah ekonomi, sosial, politik, budaya dan lainnya sehingga mereka harus turut berpartisipasi dan meneriakkan gaungnya untuk melihat Indonesia yang lebih baik dan mewujudkan cita-cita nasional Bangsa Indonesia sesuai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan juga turut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia. Semoga ke depannya akan muncul lebih banyak pemuda-pemuda harapan bangsa yang melakukan perubahan bukan karena pencitraan diri untuk menarik perhatian masyarakat melainkan secara tulus merupakan kepedulian untuk menjaga keutuhan tanah ibu pertiwi. Karena Soekarno meyakini bahwa kita, Indonesia, kuat karena bersatu dan bersatu karena kuat.
0 Response to "Volunteerism Sebagai Budaya Peduli Sesama Untuk Mengeratkan Persatuan Bangsa"
Posting Komentar