Sampaikan Rinduku
Hujan semakin memburu. Aku terpaku. Dingin perlahan menusuk tiap rusuk tubuhku. Teringat percakapan di sore yang mendung. Beberapa kawan mulai membuat rencana untuk tanggal yang mereka tunggu-tunggu. 22 Desember. Ah, tanggal itu. Aku rindu. Kurindu sosok yang menghidupkan hidupku. Sosok yang akhirnya mengajarkanku untuk menyapa dunia dengan tawa dan air mata. Aku terdiam. Berpikir. Termenung. Inikah jalanku? Mengapa tak ada tawa dihariku? tanyaku perlahan. Ah, tidakkah seharusnya aku bersyukur? aku memiliki yang lain yang masih setia menjagaku. Menemani hariku dan mengajarkanku sesungguhnya kehidupan. Betapa hidup bahagia tak akan hadir jika tanpa air mata. Ketika pelangi tak kunjung tiba karena hujan merajut untuk tetap ditempatnya. Aku terdiam. Kembali kutermenung. Kucoba melahap semua kenangan yang sempat membayang. Mungkin hidupku tak secerah mereka namun toh aku masih punya banyak harapan untuk mewarnai hariku lebih indah dari pelangi sekalipun. Kulangkahkan kaki. Menapaki tanah merah yang semakin lembek karena hujan yang tak urung berhenti. Kutapaki setiap sudut kampung penuh kenangan ini. Sesaat kumemandangi keheningan. Kuarahkan kembali langkahku. Perlahan. Kuiringi langkahku dengan suara nyanyian yang tak indah itu. Biarlah, tak ada yang tahu. Tak ada yang mendengar. Kunikmati sepi malam, lebatnya hujan dan alunan lagu yang lembut kudendangkan. Tuhan, sampaikan rinduku padanya. Wanita yang tak sempat kuberi bahagia. Wanita yang selalu kurindu. Wanita yang dalam do'a kupanjatkan bahagianya. Wanita yang menguatkan dalam kelemahan dan pilu. Wanita yang kucinta dalam setiap hitungan nafas yang berlalu.Wanita yang indah kusebut Ibu <3
0 Response to "Sampaikan Rinduku"
Posting Komentar