makalah seni teater

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Seni Budaya  ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya dan siap untuk didiskusikan.
            Makalah ini berisikan materi tentang Tari Nusantara Daerah Setempat. Diharapakan makalah ini dapat membantu kita semua dalam memahami tentang Tari Nusantara.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
            Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini, baik dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usuha kita. Amin.



Cangadi, 7 Februari 2013




DAFTAR ISI
Kata Pengantar         ...................................................................................... 1
Daftar Isi        .................................................................................................. 2
BAB I             PENDAHULUAN
            1.1 Latar Belakang      .......................................................................... 3
            1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
            1.3 Tujuan Penulisan   .......................................................................... 3
BAB II            PEMBAHASAN
            2.1 Sejarah Tari di Indonesia  .............................................................. 4
            2.2 Jenis dan Peran Tari Nusantara     .................................................. 5
            2.3 Ciri dan Bentuk Tari Nusantara    .................................................. 7
            2.4 Keunikan Gerak, Kostum, Iringan Tari, dan Kreasi ...................... 8
            2.5 Gagasan Tari Nusantara    .............................................................. 10
BAB III          PENUTUP
            3.1 Kesimpulann         .......................................................................... 13
            3.2 Kritik dan Saran    .......................................................................... 13
            3.3 Daftar Pustaka      .......................................................................... 13



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Tari nusantara lahir karena adanya perpaduan kreativitas antara para kreator tari dari tiap wilayah etnik, sehingga muncullah jenis tari yang bergaya baru. Bentuk dari tari nusantara dikelompokkan menjadi tari tunggal, tari berpasanga, tari kelompok, dan sendratari. Ketika seseorang akan menciptakan sebuah karya seni tari, sebelumnya didahului ide atau gagasan, selanjutnya gagasan tersebut diaplikasikan ke dalam suatu bentuk ciptaan. Gagasan penciptaan tari nusantara dapat bersumber dari cerita rakyat kehidupan sehari-hari, permainan tradisi, serta peniruan alam dan binatang. Untuk lebih memahami tari nusantara akan di bahas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah
*      Bagaimana sejarah tari di Indonesi?
*      Apa saja jenis dan peran tari Nusantara?
*      Bagaimana ciri dan bentuk tari nusantara?
*      Apa keunikan gerak, kostum, iringan tari, dan kreasi tari nusantara?
*      Apa saja gagasan tari nusantara?

1.3 Tujuan Penulisan
*      Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan tari nusantara.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tari di Indonesia
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam lingkup negara kesatuan. Jika ditinjau sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka perkembangan tersebut tidak terlepas dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia pada masalalu. Hal ini terjadi karena tari pada mulanya tumbuh dalam lingkungan keraton. Raja dan penghuni keraton biasanya menyaksikan tarian sebagai pengisi hiburan. Berbagai bentuk tarian diciptakan oleh para koreografer istana yang mendapatkan fasilitas khusus untuk tinggal dan berekspresi di lingkungan istana, sehingga keberadaan tari terus berkembang mengikuti perkembangan zaman.
Sebelumnya, tari hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan dan para pejabat kolonial, sebagai sebuah hiburan yang memuaskan mereka. Pada saat bangsa terlepas dari kolonialisme, dunia seni tari tradisional merebak bak jamur di musim semi, setiap daerah memiliki sanggar-sanggar tari yang dipenuhi para peminat. Berpuluh-puluh–bahkan beratus-ratus tarian–di setiap daerah dipelajari, diperkenalkan, dan masuk ke kalangan pejabat sebagai hiburan atau tari persembahan. Hal ini menimbulkan gairah bagi para koreografer untuk semakin menambah kekayaan seni tari Indonesia. Mereka menyelenggarakan festival-festival tari daerah, juga kursus tari bagi semua kalangan. Tarian yang berkembang karena efek sosial dan psikologis, menempatkan tari menjadi sebuah media ungkapan jiwa yang dapat memberikan profit, juga media kritik, media refleksitas hidup masyarakat, media ungkap bagi jiwa yang memiliki kebebasan hidup. Hal ini menciptakan tarian yang pada saat itu dikenal dengan sebutan tari kreasi baru, mengembangkan tari tradisional menjadi lebih modern pada masa itu dengan sentuhan koreografi yang tetap berakar pada tari tradisi. Misalnya, tari tunggal/kelompok dari Bali pada Tari Kebyar Duduk; tari berpasangan dari Melayu Sumatra, yaitu Tari Serampang Dua Belas; tari kelompok dari Aceh, yaitu Tari Saman.
Dalam catatan sejarah, bangsa-bangsa dari India, Arab, Cina, dan Barat (dataran Eropa) memiliki pengaruh terhadap tumbuh kembangnya seni budaya, khususnya seni tari di Indonesia. Menurut catatan sejarah, tarian nusantara sudah ada sejak abad ke-6 Masehi, ketika kehidupan masyarakat nusantara masih primitif. Tarian nusantara kemudian berkembang karena masuknya agama Hindu, Buddha, dan Islam. Sentuhan pengaruh budaya bangsa lain menjadi sangat meng-"Indonesia" ketika paduannya lahir dari ide kreatif para seniman bangsa ini. Dengan demikian, tidak terlihat lagi ciri budaya asing yang kita tangkap secara jelas dari bentuknya yang dikenal sekarang.
Perubahan bentuk sajian hingga ke hal terkecil seperti pada perubahan gerak secara koreografi terjadi karena dibutuhkan kemasan yang menarik untuk sebuah pentas seni menjadi sebuah tontonan yang menghibur dan penataan artistik untuk mencapai nilai estetik


2.2 Jenis dan Peran Tari Nusantara
                Jenis-jenis tari berdasarkan fungsinya di bagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1.      Tari upacara
 a.Upacara keagamaan
Contoh: Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, Gambuh, dan lain-lain (bali). Ngalase (Jawa Barat), Senyang (Jawa Timur), dan Seblang (Banyuwangi) Randai, Tortor (Sumatera) Tari Gantan dan Tari Huda (Kalimantan) Tari Mon dan Tari Tewadan (Papua) Tari Reko Tenda (plores) Tari Ma'gellu, Tari Pa'gellu, Tari Bissu, dan Tari Bataran (Sulawesi).

 b.Upacara Kebesaran Keistanaan (Kraton)
Contoh: Tari Legong Kraton (Bali) Tari Bedoyo Semang (Yogyakarta), Bedoyo Kesawang, (Surakarta), Srimpi (jawa Timur), dan Beskalan (Situbondo) Gending Sriwijaya (Palembang) Tari Patudu dan Tari Pojoge (Makassar) Tari Gembu (Sumenep).

 c.Upacara Penting dalam kehidupan manusia
Contoh: Upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena (Sulawesi Tenggara) dan Tari Manimbo (Toraja) Upacara Khitanan dirayakan dengan tari Sisingan (Subang) dari Tari Jaranan Buto (Blitar) Upacara Perkawinan dimeriahkan dengan Tari Beksan, Tari Lawung (Yogyakarta) Upacara kematian menggunakan Tari Ma'bodang (Sulawesi), Tari Ma'maropkha, Tari Ma'Randing (Sulawesi) Upacara maju perang menggunakan Tari Mandau (Kalimantan), Tari Karja (Sulawesi Timur).
2.      tari pergaulan atau hiburan
3.      tari pertunjukkan.
Peranan Seni Tari Sebagai suatu kegiatan, seni tari memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1.      Seni tari sebagai sarana upacara.
 Tari dapat digunakan sebagai sarana upacara. Jenis tari ini banyak macamnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting dalam kehidupan manusia.
2.      Seni tari senagai hiburan
 Tari sebagai hiburan harus bervariasi sehingga tidak menjemukan dan menjenuhkan. Oleh karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang sederhana, tidak muluk-muluk, diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan. Kostum dan tata panggungnya dipersiapkan derngan cara yang menarik.
3.      Seni tari sebagai penyaluran terapi
 Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental. Bagi masyarakat timur, jenis tarian ini pantangan kerena persaan iba atau tak sampai hati.
4.      Seni tari sebagai media pendidikan
Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang.
5.      Seni tari sebagai media pergaulan
Seni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan . Kegiatan tari, seperti latihan tari yang rutin atau pementasan tari bersama, adalah sarana pergaulan yang baik.
6.      Seni tari sebagai media pertunjukkan
 Tari bukan hanya sarana upacara atau hiburan, tari juga bisa berfungsi sebagai pertunjukkan yang sengaja di garap untuk di pertontonkan. Tari ini biasanya dipersiapkan dsengan baik, mulai dari latihan hingga pementasan, diteliti dengan penuh perhitungan. Tari yang dipentaskan, lebih menitikberatkan pada segi artistiknya, penggarapan koreografi yang mantap, mengandung ide-ide, interprestasi, konsepsional serta memiliki tema dan tujuan.
7.      Seni tari sebagai media katarsis
Katarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media media katarsis lebih mudah dilaksanakan oleh orang yang telah mencapai taraf atas, dalam penghayatan seni.

2.3 Ciri dan Bentuk Tari Nusantara
                       Ciri-ciri tari nusantara, yaitu:
a.       Gerakannya berkembang dengan ciri gerak tari tradisional
b.      Karakternya lebih bebas tapi tetap mempertimbangkan nilai etika dan estetika
c.       Properti tari lebih bebas dan bervariasi
d.      Bentuk tari sama dengan tari tradisional , yaitu tunggal , berpasangan , dan massal

Adapun bentuk-bentuk tari yang ada di nusantara, yaitu:
a.       Tari Tunggal
           Tari ini merupakan bentuk tari yang komposisi gerakannya sudah diarahkan untuk ditampilkan oleh hanya  satu orang penari .
Contoh : tari Pakarena, tari Pajoge, tari Pattudu, dan lainnya.
b.      Tari Berpasangan
           Merupakan bentuk tari yang dikomposisikan untuk diperankan oleh dua penari yang melengkapi .
Contoh tari : darmarwulan , Roro Mendut , dan lainnya
c.       Tari Kelompok atau Massal
           Dapat dibawakan oleh lebih dari satu orang tanpa saling melengkapi , tapi tetap harmonis dan memiliki kemungkinan keindahan koreografi .  Contoh tari : Saman ( Aceh ) , Tanjung Katung ( Subar ) , Ngremo ( Jatim ), dan lainnya.
d.      Drama Tari atau Sendratari
             Merupakan drama yang dibawakan dengan gerak hati . Contohnya : Wayang Topeng ( Jawa Barat ) , Wayang orang ( Jawa dan bali ) . Jika menggunakan bahasa gerak atau isyarat , jenis pertunjukkan ini disebut sendratari .
Contohnya :  Tari kecak ( Bali )
.
2.4 Keunikan Gerak, Kostum, Iringan Tari, dan Kreasi
             Dalam permasalahan ini tidak dapat dikaji satu per satu karena banyaknyaseni tari yang ada di Nusantara. Yang akan dibahas hanya mewakili daerah setempat.
1.      Sulawesi
           Pada umumnya, tari dari daerah Sulawesi merupakan tari kelompok dengangerakan yang lemah gemulai dan mempunyai makna mendalam, biasanya didominasi oleh para wanita. Pola lantai yang digunakan pada umumnya sederhana, yaitu sejajar, melingkar, dan barbaris-baris. Iringan tari kontras menggebu-gebu dari instrumen gendang. Kostum menggunakan celana panjang dengan pakaian atas semacam baju kurung yang menggunakan ikat pinggang keemasan.
2.      Sumatra
           Seni tari yang ada di Sumatra pada perkembangannya memiliki prinsip yang hampir sama, ini semua karena pengaruh agama Islam yang kuat, walaupun ada beberapa yang masih berbau pemujaan pada leluhur. Dari kostum, tari Sumatra tidak mencolok dengan warna yang memilki arti simbolik. Dapat kita l, meihat sendiri, hampir semua tari Sumatra menutup semua anggota badan memiliki gerakan lembut dan halus, serta memiliki iringan musik sederhana dengan tepukan tangan atau lainnya.
3.      Bali
           Gerak yang tegas, kuda-kuda kaki yang kuat, bentuk tubuh tribangga, jemari mebuka  bergetar, mata sedikit tertutup dan kemudian tiba-tiba terbelalak melotot, kemudian bergerak dinamis, serta tangan patah menyiku merupakan gerak tari umum dari daerah Bali, sedangkan gerak mata yang dinamis merupakan gerak paling unik yang dimiliki tarian dari Bali. Khusus untuk daerah Bali utara, gerakan yang dilakukan lebih keras daripada gerakan tari Bali pada umumnya, sedangkan di daerah Bali selatan gerakannya lebih halus dan penuh makna. Kostum tarian Bali adalah celana panjang sampai di bawah lutut dengan pembalut kain kotak-kotak hitam putih dengan selendang panjang, selendang pembalut menutup sampai dada dengan hiasan di atas kepala. Iringan gamelan yang mencolok adalah gendang, kenong, dan saron.
4.      Jawa
           Kebanyakan susunan gerak tarian Jawa merupakan susunan yang mengalir dan tenang, ini dapat dilihat dari tarian serimpi dan gambyong. Iringan dengan gamelan disesuaikan dengan gerak tari. Tarian yang tenang dengan musik yang halus. Iringan yang keras untuk tarian keras seperti tari Remo dari Jawa Timur.
5.      Kalimantan
              Gerak tari dari daerah Kalimantan cukup bervariasi. Secara umum gerakannya bersifat tegas, lincah, dinamis, spontan, ekspresif, dan berkesinambungan, serta berkesan kuat dan bermakna doa-doa.
6.      Papua dan Nusa Tenggara
           Jenis tarian Indonesia bagian timur kebanyakan dipengaruhi oleh kehidupan sehari-hari. Kostum banyak menggunakan pakaian adat dan iringannya menggunakan alat-alat sederhana semacam gendang.

2.5 Gagasan Tari Nusantara
            Gagasan tari ditetapkan dalam bentuk tema kemudin dipersempit menjadi sub-sub tema dan akhirnya menghasilkan sebuah judul atau nama tarian. Selain itu, gagasan tari juga dapat pula bersumber dari tradisi yang ada. Landasan kreativitas (gagasan) seni tari nusantara terdapat dalam beberapa golongan, antara lain :
1.      Gagasan tari yang diambil dari kehidupan sehari-hari
Gerak tari yang berasal dari gerak sehari-hari yang distilir dan diberi bentuk ekspresif yang berirama. Contohnya :
a.       Tari Kebyar, Tari Tambulilingan dari Bali
b.      Tari Kipran dari Solo (tari yang mengungkapkan rasa cinta)
c.       Tari Koncaran, Tari Rela dari Sunda
d.      Tari Lilin dari Sumatera Barat
e.       Tari Kelana dari Yogyakarta

2.      Gagasan tari yang diambil dari cerita rakyat
Tari yang disusun dari cerita rakyat. Tari ini bersifat lakon dengan bentuk tari berpasangan atau tari kolosal (masal). Contohnya :
a.       Tari Sri Tanjung dari Jawa Timur
b.      Tari Jayaprana-Layon Sari dan Tari Calon Arang dari Bali
c.       Tari Roro Mendut – Prono Cito dari Jawa Tengah
d.      Tari Banjaran Sari dari Sunda

3.      Gagasan tari yang diambil dari dongeng atau cerita binatang (fabel)
Yaitu penyusunan tari berdasarkan gerak gerik binatang/meniru binatang. Jenis tarian ini sudah ada sejak zaman primitive. Tarian ini biasanya digunakan untuk upacara-upacara ritual sehinga karya tersebut bersifat ritual magis (kepercayaan pada kekuatan alam). Contohnya :
a.       Tari Merak, Tari Kupu-kupu dari Jawa Barat
b.      Tari Barong dari Bali
b.      Tari Reog dari Ponorogo Jawa Timur
c.       Tari Kudalumping, Tari Lutung Kasarung dari Jawa Tengah

4.      Gagasan tari diambil dari legenda masyarakat
Gagasan ini diambil dari legenda yang ada di masyarakat tertentu. Contohnya :
a.       Legenda Sangkuriangdan Dayang Sumbi
b.      Legenda Gunung Bromo
c.       Legenda Loro Jongrang

5.      Gagasan diambil dari cerita pewayangan
Tarian dari daerah Jawa Tengah ada yang mengambil gagasan dari cerita pewayangan Jawa. Contohnya :
a.       Epos Mahabarata
b.      Ramayana
c.       Babad Lokapala :
1)            Perkawinan Arjuna dan Subadra
2)            Perkawinan Arjuna san Supraba
3)            Gatotkaca Gandrung
4)            Kisah penculikan Sinta
5)            Kerinduan Sukasrana kepada kakaknya

6.      Gagasan yang diambil dari permainan tradisi
Yakni penyusunan tari bersumber dari permainan yang hidup turun temurun di masyarakat. Kostum dan iringan serta gerak dibuat sederhana. Contohnya :
a.       Tari Lenso / Tari Saputangan dari Maluku
b.      Tari Tor-Tor Baro dari Batak
c.       Tari Tokecang, Gatrik, Perepet dari Jawa Barat
d.      Tari Jamuran, obak Sodor dari Jawa Tengah




















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Dari pembahasan di atas, kita dapat mengetahui banyak tentang tari Nusantara, mulai dari sejarah tari di Indonesia yang sangat berkaitan dengan perkembangan kehidupan masyarakatnya. Kemudian jenis dan peran tari nusantara yang sangat beragam, ciri dan bentuk tari nusantara yang unik dan berbeda dengan negara lain, serta keunikan-keunikan tari nusantara yang sangat beragam pula.
            Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harusnya bangga akan kekayaan budaya yang kita miliki dan hendaknya kita terus melestarikannya supaya kekayaan tersebut tidak hilang.

3.2 Kritik dan Saran
            Untuk kesempurnaan dari makalah ini, penyusun mengharapakn kritik dan saran dari segala pihak, karena penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti halnya pepatah “TAK ADA GADING YANG TAK RETAK”.

3.3 Daftar Pustaka
*      Slamet, Ir dkk. 2013. Modul Seni Budaya Untuk Semester Genap SMA/MA untuk Kelas X. Surakarta: CV Hayati Tumbuh Subur.

0 Response to "makalah seni teater"

Posting Komentar